Monday 27 May 2013

        Banyak orang yang beranggapan bahwa bidang pertanian itu sepele. Menganggap orang yang bekerja menggeluti masalah pertanian itu bisanya cuman nyangkul, membajak sawah, nanam, panen saja. namun dibalik itu semua ternyata bidang pertanian memegang peranan yang sangat vital bagi eksistensi manusia.
        Manusia membutuhkan makan, pakaian, dan rumah. Semua kebutuhan pokok itu sebagian besar diperoleh dari hasil budidaya pertanian. Misalkan saja pakaian. pakaian terbuat dari kain dan kain itu terbuat dari benang. sedangkan benang itu dmerupakan ollahan dari kapas. jadi kapaslah yang menjadi bahan dasar dari baju, dan kapas itu hanya ditanam oleh petani.
        Indonesia merupakan negara besar. apa yang menakuti negara sebesar indonesia??. Disaat negara besar sedang sibuk mempersiapkan peralatan tercanggihnya untuk menangkis serangan udara dari luar. Indonesia malah tenang-tenang saja. Namun apa yang membuat indonesia seperti kebakaran jenggot, adalah apabila sektor pertanian sedang terpuruk. Contohnya saat produksi bawang menurun dan harga melambung tinggi, pemerintah indonesia segera mempersiapkan jurus jitu untuk menanggulangi itu. Dipanggilnya pakar-pakar untuk mengahadapi situasi seperti itu. Sesuai hukum ekonomi dasar, bahwa jika penawaran naik maka harga akan turun dan jika penawaran turun maka harga akan naik. dalam situasi ini penawaran alias jumlah barang yang tersedia sedang rendah sehingga perlu adanya peninggkatan produksi. Untuk meningkatkan produksi tersebut diperlukan orang pertanian yang ahli. Begitu pentingnya pertanian sehingga kebijakan pemerintah saja bisa dirubah.
       Pertanian merupakan bidang yang tak akan pernah mati. Maksudnya, akan selalu dibutuhkan orang untuk mengembangkan dunia pertanian. Kenapa??, karena pertanian berhubungan dengan perut. Manusia akan selalu butuh makan, akan selalu bergantung pada pertanian. Terlebih lagi saat penduduk bumi semakin padat.
        Ada dua cara dalam membuat pestisida nabati dengan bahan dasar tembakau. Pertama adalah dengan cara direndam. yang kedua adalah dengan cara direbus. Cerikut adalah cara membuatnya :

Cara rendam


Bahan dan alat :
  • Daun tembakau (tembakau linting juga boleh)
  • Air
  • Alkohol 5%
  • Wadah (boleh apa saja, disarankan dengan wadah berbahan kaca)
  • Plastik
  • Alat Saring
  • Karet gelang


Cara membuat :
  • Disiapkan 100 gram tembakau dan 400 mL alkohol 5% beserta alat dan bahan lainya
  • Alkohol 5% dimasukan ke dalam wadah yang telah disediakan
  • Tembakau dimasukan ke dalam wadah yang berisi alkohol, lalu dipadatkan agar seluruh tembakau terendam alkohol.
  • Setelah terendam semuanya, wadah ditutup dengan plastik lalu diikat dengan karet
  • Dibiarkan beberapa jam (semakin lama perendaman akan semakin bagus).
  • Setelah perendaman selesai, saring cairan ekstrak tembakau tersebut.
  • Cairan siap digunakan.(sebaiknya diencerkan terlebih dahulu sebelum digunakan)
Cara rebus

bahan dan alat :
  • Daun tembakau (tembakau linting juga boleh)
  • Air
  • Alkohol 5%
  • Wadah (boleh apa saja, disarankan dengan wadah berbahan kaca)
  • Panci
  • Kompor
  • Alat saring
  • Pengaduk
  • Plastik
  • Karet gelang
Cara membuat :
  • Bahan dan alat disiapkan
  • Dimasukan air 500 mL kedalam panci
  • Dimasukan 100 gram tembakau kedalam panci berisi air tadi
  • Direbus diatas kompor hingga mendidih
  • Setelah mendidih, diangkat lalu didinginkan
  • Disaring cairan ekstrak tembakau tersebut
  • Ekstrak tembakau siap digunakan (sebaiknya diencerkan sebelum digunakan)
Pertanian organik pada dasarnya sama dengan pertanian konvensional. Tanaman yang dibudidayakan boleh apa saja. Perbedaan yang mendasar antara pertanian organik dan pertanian konvensional terletak dari sumber nutrisi serta cara pengendalian organisme pengganggunya.
Sumber nutrisi tanaman yang diusahakan dengan pertanian organik lebih ditekankan dari bahan-bahan organik. Penggunaan pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang adalah hal yang sangat lumrah ditemukan dalam budidaya tanaman secara organik. Asupan nutrisi yang berasal dari pupuk sintetis dianggap sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan, sehingga penggunaanya perlu dibatasi. Selain itu penggunaan pupuk organik juga berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Dalam pertanian organik cara pemberantasan organisme penggaganggu tidak boleh menggunakan pestisida sintetis. karena pestisida sintetis dapat merusak lingkungan dalam jangka waktu yang cukup panjang. Perlindungan tanaman dapat dilakukan secara manual atau menggunakan pestisida alami.
Salah satu kelebihan dalam pertanian organik adalah adanya proses daur ulang limbah pertanian yang biasanya dibuang pada pertanian konvensional. Limbah ternak, limbah seresah, ataupun barang sisa lainya dapat diolah kembali menjadi barang yang dapat dimanfaatkan kembali dalam proses budidaya.
Produk pertanian yang dihasilkan dengan budidaya pertanian organik biasanya memiliki harga yang relatif mahal. Sehingga pertanian organik cukup menjanjikan apabila diusahakan menjadi ladang bisnis.

Sunday 26 May 2013

Setelah perang badar, Shafwan bin umayah bin khalaf memberikan tawaran kepada Umair bin Wahb. apabila dia berhasil membunuh nabi Muhammad SAW maka Shafwan akan melunasi hutang-hutangnya, menanggung keluarganya dan mempersiapkan kendaraan untuk keberangkatanya. Umair menerima tawaran tersebut dan datang ke kota Madinah. Dia memasuki masjid dengan membawa pedang terhunus untuk menemui Rasulullah SAW. Sahabat Rasulullah SAW, Umar bin Khaththab kemudian mengantarkan dia menghadap Nabi.
"Untuk apa kau kemari wahai Umair?" Tanya Nabi.
"Aku datang untuk seorang tawanan yang kau tawan, aku ingin mengambilnya" jawabnya bohong.
"Lalu pedang ini untuk apa?" Nabi bertanya kembali.
"Sial benar pedang ini. pedang ini bukan untuk apa-apa. Aku lupa ketika turun dari kendaraan tadi dan ia berada di leherku" jawabanya  mencoba membohongi nabi kembali.
"Jujurlah apa yang membawamu kemari" desak Nabi.
"Aku datang untuk tawanan itu" jawaban Umair tetap mencoba membohongi Nabi.
"Lalu apa yang dijanjikan Shafwan bin Umayah di dekat batu itu??" Nabi kembali bertanya kepada Umair.
Dengan terkejut Umair menjawab,"Dia tidak menjanjikan sesuatu apapun".
"Bukankah engakau menyanggupi untuk membunuhku dengan imbalan ia membayar hutangmu dan menanggung kehidupan keluargamu? namun Allah pasti mencegah keinginanmu itu."Nabi kembali membalas ucapan Umair.
"Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Sungguh, benar apa yang engaku katakan." sahut Umair.
Kemudian rasulullah berkata kepada sahabatnya,"Ajarilah saudaramu ini al-Quran dan lepaskan tawanan yang ia inginkan."
Umair kemudian kembali ke makkah untuk menyeru umat manusia kepada islam. Bersamanya banyak sekali orang yang masuk islam.

Diambil dari buku Achmad Arif berjudul Iman & Kepahlawanan.
  • Bahan Aktif  : bahan kimia dan atau bahan lain yang terkandung dalam Pestisida dan pada umumnya merupakan bahan yang berdaya racun.
  • Batas Maksimum Residu (BMR) : merupakan batas dugaan maksimum residu Pestisida yang ada dalam berbagai hasil pertanian yang diperoleh.
  • Decomposition Time 50 (DT 50) : waktu yang diperlukan untuk terjadinya 50% dekomposisi berupa disipasi dan degradasi suatu bahan kimia di suatu media.
  • Dosis : Takaran/ ukuran dalam liter, gram atau kg yang digunakan untuk mengendalikan hama atau penyakit per satuan luas tertentu.
  • Formulasi : : campuran bahan aktif dengan bahan lainnya dengan kadar dan bentuk tertentu yang mempunyai daya kerja sebagai Pestisida sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
  • Eksplosi : Serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang sangat cepat dan menyebar luas dengan pesat.
  • Insektisida Non Sistemik : Pestisida yang setelah diaplikasikan/disemprotkan pada tanaman sasaran tidak diserap oleh organ-organ tanaman.
  • Insektisida Sistemik : salah satu jenis insektisida yang dapat diserap oleh organ-organ tanaman. Insektisida Sistemik Lokal : kelompok insektisida yang dapat diserap oleh jaringan (umumnya daun), tetapi ditranslokasikan ke bagian tanaman lainnya.
  • Iritasi : gejala inflamasi yang terjadi pada kulit atau membran mukosa, segera setelah perlakuan berkepanjangan atau berulang dengan menggunakan bahan kimia atau bahan lain.
  • Label : tulisan dan dapat disertai dengan gambar atau simbol, yang memberikan keterangan tentang pestisida, dan melekat pada wadah atau pembungkus Pestisida.
  • Lethal Concentration 50 (LC50) : konsentrasi yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan.
  • Lethal Time 50 (LT50), waktu dalam hari yang diperlukan untuk mematikan 50% hewan percobaan dalam kondisi tertentu.
  • Lethal Dose 50 (LD50), dosis tunggal bahan kimia atau bahan lain yang diturunkan secara statistik yang dapat diduga menyebabkan kematian 50% dari populasi organisme dalam serangkaian kondisi percobaan yang telah ditentukan.
  • Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), Semua organisme yang dapat merusak/ mengganggu kehidupan atau menyebabkan kematian pada tanaman pangan dan hortikultura, termasuk di dalamnya : hama, penyakit dan gulma.
  • Pencelupan (Dipping) : salah satu cara melindungi bahan tanaman agar terhindar dari hama atau penyakit bahan tanaman, biasanya pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit atau stek kedalam larutan Pestisida.
  • Pengasapan (Fogging) : penyemprotan Pestisida dengan volume ultra rendah dengan menggunakan ukuran droplet yang sangat halus.
  • Pengembusan (Dusting) : salah satu cara aplikasi suatu Pestisida yang diformulasi sebagai tepung hembus.
  • Pestisida untuk penggunaan umum : Pestisida yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera pada label.
  • Pestisida untuk penggunaan terbatas : Pestisida yang dalam penggunaannya memerlukan persyaratan dan alat-alat pengamanan khusus di luar yang tertera pada label.
  • Pestisida Dilarang, : suatu jenis Pestisida yang di larang untuk semua bidang penggunaan atau bidang penggunaan tertentu dengan tujuan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
  • Racun Kontak : salah satu insektisida yang dapat masuk ke dalam tubuh serangga lewat kulit bersinggungan langsung (kontak langsung).
  • Racun Lambung (Racun Perut, Stomach Poison) : insektisida yang membunuh serangga sasaran bila insektisida tersebut masuk ke dalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran pencernaan.
  • Racun Pernapasan : suatu jenis insektisida yang bekerja lewat saluran pernapasan.
  • Residu Pestisida : sisa-sisa Pestisida, termasuk hasil perubahannya yang terdapat atau dalam jaringan manusia, hewan, tumbuhan, air, udara atau tanah.
  • Resistensi : menurunnya kepekaan hama, penyebab penyakit dan /atau gulma terhadap Pestisida tertentu (Kebal).
  • Resistensi Hama : suatu fenomena perubahan populasi hama yang didominasi oleh individu-individu peka menjadi suatu populasi yang didominasi oleh individu-individu resisten terhadap Pestisida tertentu. Perubahan ini menyebabkan Pestisida yang awalnya efektif untuk mengendalikan hama menjadi tidak efektif lagi.
  • Resurjensi : peningkatan populasi organisme sasaran setelah perlakuan dengan Pestisida.
  • Resurjensi Hama, : suatu fenomena meningkatnya serangan hama tertentu sesudah perlakuan dengan insektisida.
  • Seed Dressing (SD) atau Seed Treatment (ST) : Pestisida berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih.
  • Selektivitas Herbisida : kemampuan insektisida memilih tumbuhan yang dikendalikannya dalam hubungannya dengan tanaman pokok.
  • Selektivitas Insektisida : kemampuan insektisida memilih OPT sasaran tanpa merugikan organisme non target termasuk musuh alami hama.
  • Soluble Liquid (SL) : Pekatan cair bila dicampur air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan.
  • Tepung Hendus atau Dust (D) : Pestisida siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan
  • Ultra Low Volume (ULV) : sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah.
  • Umpan atau Bait (B) Ready Mix Bait (RB atau RMB) : formulasi siap pakai yang umumnya digunakan untuk formulasi rodentisida sebagai umpan.
  • Wadah : tempat yang terkena langsung Pestisida untuk menyimpan selama dalam penanganan.
  • Water Dispersible Granule (WG atau WDG): bentuk butiran,mirip G (Granule) tetapi penggunaannya sangat berbeda yaitu harus diencerkan dengan air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
  • Wettable Powder (WP) : bentuk formulasi tepung (WP) yang dapat disuspensikan dalam air.

        Fusarium adalah salah satu genus cendawan berfilamen yang banyak ditemukan pada tanaman dan tanah.Cendawan Fusarium sp. merupakan patogen tular tanah yang termasuk parasit lemah. Cendawan ini menular melalui tanah atau rimpang yang berasal dari tanaman sakit, dan menginfeksi melalui luka. Luka tersebut dapat terjadi karena pengangkutan benih, penyiangan, pembumbunan, atau karena serangga dan nematoda. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan, cendawan bertahan hidup dalam bagian tanaman, baik di lapangan maupun selama masa penyimpanan. Pada saat kondisi lingkungan menguntungkan, cendawan akan tumbuh dan berkembang pada bagian tanaman dan menular ke bagian tanaman lain.

Klasifikasi

Kingdom : Fungi
Filum   : Deuteromycota
Kelas   : Deuteromycetes
Ordo    : Moniliales
Family  : Tuberculariaceae
Genus   : Fusarium
Spesies : Fusarium Sp

Morfologi

        Miselium cendawan ini bersekat terutama terdapat di dalam sel, khususnya di dalam pembuluh kayu. Disamping itu cendawan membentuk miselium yang terdapat diantara sel-sel, yaitu dalam kulit dan di jaringan parenkim di dekat tempat terjadinya infeksi
        Pada medium PDA mula-mula miselium berwarna putih, semakin tua warna menjadi krem atau kuning pucat, dalam keadaan tertentu berwarna merah muda agak ungu. Miselium bersekat dan membentuk percabangan. Beberapa isolat Fusarium akan membentuk pigmen biru atau merah di dalam medium
Di alam cendawan ini membentuk konidium pada suatu badan buah yang disebut sporodokium. Konidiofor bercabang-cabang rata-rata mempunyai panjang 70μm. Cabang-cabang samping biasanya bersel satu, panjangnya sampai 14 μm. Konidium terbentuk pada ujung cabang utama atau cabang samping. Mikrokonidium sangat banyak dihasilkan oleh cendawan pada semua kondisi, bersel satu atau bersel dua, hialin, jorong atau agak memanjang, berukuran 5-7 x 2.5-3 μm, tidak bersekat atau kadang-kadang bersekat satu dan berbentuk bulat telur atau lurus. Makrokonidium berbentuk sabit, bertangkai kecil, kebanyakan bersel empat, hialin, berukuran 22-36 x 4-5 μm. Klamidospora bersel satu, jorong atau bulat, berukuran 7-13 x 7-8 μm, terbentuk di tengah hifa atau pada makrokoniudium, seringkali berpasangan.

Fusarium Dan Penyakit

        Beberapa spesies Fusarium merupakan patogen pada tanaman yang dapat menyebabkan penyakit hawar sehingga mengakibatkan kerugian akibat kegagalan panen. Penyakit yang disebabkan oleh Fusarium ini umumnya kelembaban udara yang berlebihan pada musim tertentu.
        Penyakit lain yang dapat diakibatkan oleh Fusarium adalah kelayuan. Penyakit ini ditandai dengan nekrosis pada jaringan tanaman dan diikuti dengan kelayuan daun akibat invasi patogen pada jaringan vaskular tanaman hingga terjadi kematian dalam beberapa hari atau minggu. Penyebaran penyakit ini dapat dikurangi dengan penggunaan pupuk bioorganik dan senyawa kimia antifungi. Fusarium juga dapat menyebabkan pembusukan pada biji jagung.

Manfaat Fusarium

        Golongan Fusarium non-patogen diketahui dapat dimanfaatkan untuk melindungi tanaman tertentu dari serangan cendawan lain. Salah satu contohnya adalah tanaman melindungi tanaman selada (Lepidium sativum) dari cendawan Pythium ultimum. Beberapa spesies fusarium sangat bergizi seperti halnya daging. Kelebihannya adalah memiliki kandungan serat tinggi dan bebas kolesterol. Hifa jamur Fusarium (mikoprotein) makanan yang sangat bergizi.

Saturday 25 May 2013

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan terpenting di dunia. Tanaman jagung telah dibudidayakan sekitar 10.000 tahun yang lalu di Amerika Tengah kemudian berkembang ke Amerika Selatan sekitar 7000 tahun yang lalu, serta mencapai daerah pegunungan di selatan Peru 4.000 tahun yang lalu.Penduduk beberapa daerah di Indonesia menggunakan jagung sebagai pangan pokok.

Klasifikasi

Kingdom         : Plantae
Divisio         : Spermatophyta
Subdivisi       : Angiospermae
Kelas           : Monocotiledon
Ordo            : Poales
Famili   : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.

Morfologi

Akar
Jagung mempunyai akar serabut.Perkembangan akar jagung bergantung pada varietas, pengolahan tanah, sifat fisik dan sifat kimia tanah, keadaan air tanah, dan pemupukan. Akar jagung dapat dijadikan indikator toleransi tanaman terhadap cekaman aluminium. Tanaman yang toleran aluminium, tudung akarnya terpotong dan tidak mempunyai bulu-bulu akar. Pemupukan nitrogen dengan takaran berbeda menyebabkan perbedaan perkembangan sistem perakaran jagung

Batang
Tanaman jagung mempunyai batang yang tidak bercabang, berbentuk silindris, dan terdiri atas sejumlah ruas dan buku ruas. Pada buku ruas terdapat tunas yang berkembang menjadi tongkol. Dua tunas teratas berkembang menjadi tongkol yang produktif. Batang memiliki tiga komponen jaringan utama, yaitu kulit (epidermis), jaringan pembuluh (bundles vaskuler), dan pusat batang (pith). Bundles vaskuler tertata dalam lingkaran konsentris dengan kepadatan bundles yang tinggi, dan lingkaranlingkaran menuju perikarp dekat epidermis. Kepadatan bundles berkurang begitu mendekati pusat batang.

Daun
Daun muncul dari ruas-ruas batang. Pelepah daun muncul sejajar dengan batang. Pelepah daun bewarna kecoklatan yang menutupi hampir semua batang jagung. Bentuknya memanjang, merupakan bangun pita (ligalatus), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun, permukaan daun licin dan ada yang berambut.
Biji
Biji tanaman jagung dikenal sebagai kernel terdiri dari 3 bagian utama, yaitu dinding sel, endosperma, dan embrio. Bagian biji ini merupakan bagian yang terpenting dari hasil pemaneman.

Bunga
Tanaman jagung memiliki bunga jantan dan betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina  terdapat pada tongkol jagung.

Fase Pertumbuhan

Pertumbuhan jagung dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahap yaitu :
fase perkecambahan: saat proses imbibisi air yang ditandai dengan pembengkakan biji sampai dengan sebelum munculnya daun pertama
fase pertumbuhan vegetatif: yaitu fase mulai munculnya daun pertama yang terbuka sempurna sampai tasseling dan sebelum keluarnya
bunga betina (silking), fase ini diidentifiksi dengan jumlah daun yang terbentuk
fase reproduktif: yaitu fase pertumbuhan setelah silking sampai masak fisiologis.

Thursday 23 May 2013


Pengertian Pestisida

  Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7 tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
  • Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
  • Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
  • Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
  • Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
  • Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan ternak.
  • Memberantas atau mencegah hama-hama air.
  • Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
  • Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
  Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat untuk keberlangsungan dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak manfaat untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme pengganggu di tingkat rumah tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya, dengan adanya pestisida maka proses pembasmian nyamuk akan menjadi lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan pestisida bagi kehidupan manusia di berbagai bidang.

Jenis Pestisida

Pestisida oleh para ahli dikelompokan untuk mempermudah pengenalanya. Pestisida dapat dikelompokkan berdasarkan jenis sasaran, bentuk fisik, bentuk formulasi, cara kerjanya, cara masuk, golongan senyawa, dan asal bahan aktifnya.

Ditinjau dari jenis organisme  yang menjadi sasaran penggunaan pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain:
  • Akarisida, berasal dari kata akari, yang dalam bahasa Yunani berarti tungau atau kutu. Fungsinya untuk membunuh tungau atau kutu.
  • Algasida, berasal dari kata alga, bahasa latinnya berarti ganggang laut, berfungsi untuk membunuh alge.
  • Alvisida, berasal dari kata avis, bahasa latinnya berarti burung, fungsinya sebagai pembunuh atau penolak burung.
  • Bakterisida, Berasal dari katya latin bacterium, atau kata Yunani bakron, berfungsi untuk membunuh bakteri.
  • Fungsida, berasal dari kata latin fungus, atau kata Yunani spongos yang artinya jamur, berfungsi untuk membunuh jamur atau cendawan.
  • Herbisida, berasal dari kata lain herba, artinya tanaman setahun, berfungsi untuk membunuh gulma.
  • Insektisida, berasal dari kata latin insectum, artinya potongan, keratan segmen tubuh, berfungsi untuk membunuh serangga.
  • Molluskisida, berasal dari kata Yunani molluscus, artinya berselubung tipis atau lembek, berfungsi untuk membunuh siput.
  • Nematisida, berasal dari kata latin nematoda, atau bahasa Yunani nema berarti benang, berfungsi untuk membunuh nematoda.
  • Ovisida, berasal dari kata latin ovum berarti telur, berfungsi untuk merusak telur. Pedukulisida, berasal dari kata latin pedis, berarti kutu, tuma, berfungsi untuk membunuh kutu atau tuma.
  • Piscisida, berasal dari kata Yunani Piscis, berarti ikan, berfungsi untuk membunuh ikan.
  • Rodentisida, berasal dari kata Yunani rodere, berarti pengerat berfungsi untuk membunuh binatang pengerat.
  • Termisida, berasal dari kata Yunani termes, artinya serangga pelubang kayu berfungsi untuk membunuh rayap.
Berdasarkan bentuk fisiknya pestis ida dapat berupa:
  • Cair
  • Padat
  • aerosol
Berdasarkan bentuk formulasi, pestisida dikelompokkan menjadi
  • Butiran (G/granul)biasanya pestisida dengan formulasi bentuk ini dapat langsung diaplikasikan tanpa harus diiarutkan terlebih dahulu.
  • Powder (tepung)biasanya harus dilarutkan terlebih dahulu sebelum diaplikasikan. Formulasi bentuk ini membentuk sediaan pestisida berupa suspensi. sehingga sangat diperlukan pengadukan yang terus menerus karena sifat sediaan ini dapat mengendap dan dapat merusak alat aplikasi atau terjadinya penyumbatan pada noze. Beberapa kode formulasi pestisida yang sejenis artinya akan menjadi suspensi jika diencerkan dengan air adalah SC, F. dan lain-lain.
  • EC (Emulsifiable I emulsible concentrates)Pestisida dengan formulasi berbentuk EC ini akan membentuk emulsi (seperti susu) pada larutan semprot. Larutan jadi ini tidak memerlukan pengadukan yang terus menerus. Pada umumnya insektisida memiliki formulasi bentuk EC.
  • ASPestisida dengan formulasi ini akan membentuk iarutan yang homogen setelah dicampurkan dengan air. Biasanya pestisida dengan bentuk formulasi ini adalah dari golongan herbisida. Beberapa kode formulasi lain yang akan menjadi larutan jika diencerkan dengan air adalah SP, L, WSC, dan lain-lain
  • Beberapa kode formulasi lain yang tidak perlu penambahan air dan dapat diaplasikan lang sung di lapangan seperti baitlumpan atau pelet.
Berdasarkan cara kerja pestisida dikelompokkan menjadi:
  • Kelompok IGR, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
  • Racun syaraf, biasanya mengganggu fungsi syaraf sehingga kematian yang cepat dapat terjadi. Umumnya insektisida yang beredar di pasaran sekarang ini pada umumnya adalah insektisida yang bekerja sebagai racun syaraf seperti golongan organofosfat, karbamat, dan piretroid.
  • Mempengaruhi fungsi enzim
  • Mempengaruhi tingkah laku,dan lain-lain.
Berdasarkan cara masuk, pestisida dikelompokkan:
  • Racun kontak, artinya pestisida dalam hal ini senyawa bahan aktif masuk melalui kontak atau mas uk ke tubuh serangga melalui dinding tubuh atau kutikula.
  • Racun perut, artinya senyawafbahan aktif masuk ke dalam tubuh serangga meialui proses makan  dan masuk ke tubuh melalui pencemaan.
  • Racun sistemik, senyawafbahan aktif terserap oleh tanaman lalu ditransportasikan ke seluruh jaringan tanaman.
  • Fumigan, artinya senyawalbahan aktif masuk ke dalam tubuh sasaran melalui sistem pemapasan.
Berdasarkan asal bahan aktif, pestisida dapat digolongkan menjadi:
  • SintetikAnorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam merkuri
  • OrganikOrgano khlorin : DDT, SHC, endrin, dieldrin, dll.
  • Heterosiklik : Kepone, mirexOrganofosfat : klorpirifos, prefonofos, dll.
  • Karbamat : earbofuran, SPMC, dll.Dinitrofenol : Dinex, dll.

Dampak Penggunaan Pestisida

Dampak positif
  • Dapat diaplikasikan dengan mudah
  • dapat diaplikasikan hampir di setiap waktu dan setiap tempat.
  • Hasilnya dapat dirasakan dalam waktu singkat
  • Dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dalam waktu singkat
  • Mudah diperoleh dan memberikan keuntungan ekonomi terutama jangka pendek.
Dampak Negatif Pestisida
  • Keracunan pestisida
  • Keracunan terhadap ternak dan hewan peliharaan.
  • Keracunan pada ikan dan biota lainnya.
  • Keracunan terhadap satwa liar.
  • Keracunan terhadap makanan.
  • Kematian musuh alami organisme pengganggu
  • Kenaikan populasi pengganggu
  • Dapat menyebabkan timbulnya resistensi
  • Residu
  • Pencemaran Lingkungan
  • Menghambat Perdagangan