Friday 20 September 2013


Herba, semusim, tinggi 40-60 cm, tidak berbatang, berumbi lapis, merah keputih- putihan, berlobang, bentuk lurus, ujung runcing, tapi rata, panjang ± 50 cm, lebar ± 0,5 cm, menebal dan berdaging sefta mengandung persediaan makanan yang terdiri atas subang yang dilapisi daun sehingga menjadl umbi lapis, hijau. Tunggal, memeluk umbi lapis. Daun majemuk, bentuk bongkol, bertangkai silindris, panjang ± 40 cm, hijau, benang sari enam, tanghai sari putih, kepala sari hijau, putik menancap pada dasar bunga, mahkota bentuk bulat telur, ujung runcing, tengahnya bergaris putih. Batu, bulat, hijau. Bunga Segi tiga, riitam. Akar Serabut, bentuk seperti benang, berwarna putih
Tanaman ini diduga berasal dari Asia Tengah, namun tak ada data yang mendukungnya, dan sudah ditanam di seluruh dunia. Kelompok kultivar Agregatum (shallot) mendominasi dataran rendah tropis Asia Tenggara, namun kelompok kultivar Common Onion tumbuh di Filipina, Papua Nugini dan Thailand. Bawang merah membutuhkan temperatur pada siang hari 20 - 26°C dan panjang hari paling sedikit 13 jam. Di Indonesia, bawang merah tumbuh di dataran rendah di bawah 450 m dpl., lebih menyukai tanah liat alluvial yang mempunyai drainase bagus. Bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, dihidroaliin, flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Bagian tanaman yang digunakan adalah umbi lapis.Bawang merah bersifat sebagai insektisida penolak (repellent).
cara membat pestisida

Metode 1

Alat dan Bahan
  • 85 g bawang merah
  • 50 ml minyak sayur
  • 10 ml deterjen/ sabun
  • 950 ml air
  • Alat penyaring Botol
Cara membuat
  • Bawang merah dicampur dengan minyak sayur
  • Dibiarkan selama 24 jam
  • Ditambah air dan sabun, lalu diaduk hingga rata.
cara aplikasi
  • Campurkan larutan dengan air dengan perbandingan 1 : 19 atau 50 ml larutan dengan 950 ml air. Kocok sebelum digunakan. Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi hari
Kegunaan
  • Untuk mengendalikan kutu kebul

Metode 2

Alat dan Bahan
  • 1 kg bawang merah
  • 1 liter air
  • Panci
  • Ember
  • Alat penyaring
Cara Membuat
  • Didihkan air dalam panci
  • Bawang merah dihancurkan dan dimasukkan ke dalam air mendidih.
  • Dibiarkan selama 24 jam
  • Kemudian disaring
Aara Aplikasi
  • Tambahkan 1 liter larutan dengan 10 liter air. Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari.
Kegunaan
  • Untuk mengendalikan Semut, tungau, dan trips.
metode 3
Alat dan Bahan
  • 50 g bawang merah
  • 1 liter air
  • Ember
  • Alat penyaring
Cara Membuat
  • Hancurkan bawang merah lalu ditambah air
  • Diaduk sampai rata dan kemudian disaring
Cara Aplikasi
  • Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang OPT pada pagi atau sore hari
Kegunaan
  • Untuk mengendalikan Alternaria, antraknos, Fusarium, dan busuk daun
Sumber
setiawati wiwin, dkk.2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati Dan Cara Pembuatanya Untuk
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.Bandung:Balai Penelitian Tanaman
Sayuran

Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang , tegak atau terbaring. Daun, tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau. Bunga, majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkola bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah, padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Bici, kecil, hitam. Akar, tunggang, putih kotor.
Tanaman ini tumbuh mulai dari 1 sampai 2100 m dpl dan dapat tumbuh di sawah-sawah, ladang, semak belukar, halaman kebun, tepi jalan, tanggul, dan tepi air. Tanaman babadotan mengandung saponin, flavanoid , polifenol, kumarine, eugenol 5%, HCN dan minyak atsiri. Bagian tanaman yang digunakan sebagai pestisida adalah daun.Berfungsi sebagai Penolak (repellent), dan penghambat perkembangan serangga.

Cara membuat pestisida

Bahan dan Alat

  • ½ kg daun babadotan
  • 1 liter air
  • 1 gram deterjen/
  • Sabun


Cara Pembuatan

  • Daun babadotan dirajang
  • Hasil rajangan kemudian direndam dalam 1 liter air, kemudian dibiarkan selama 24 jam
  • Hasil rendaman kemudian disaring.
  • Kemudian ditambahkan deterjen, lalu diaduk hingga rata


Cara Penggunaan

  • Sara aplikasinya dapat dilakukan dengan penyemprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi dan sore hari

Sasaran

  • Hama secara umum


Sumber
setiawati wiwin, dkk.2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati Dan Cara Pembuatanya Untuk
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.Bandung:Balai Penelitian Tanaman
Sayuran
http://www.sariabdussalam.com/manfaat-tanaman-bandotan-ageratum-conyzoides-l.html

Tuba merupakan tumbuhan merambat yang membelit dengan tinggi 15 meter. Batangnya sebesar jari-jari tangan, tetapi ulet tidak dapat diputuskan. Ranting tua berwarna coklat, dengan lentisel yang berbentuk jerawat. Dahan berwarna merah gelap. Bunga zygomorf, agak perigin, relatif besar dan dengan penampilan yang khas. Tandan bunga dengan sumbu yang berambut rapat, tangkai dan anak tangkai 12-26 panjangnya, bunga tiga-tiga pada ujung cabang samping. Daun kelopak biasanya 5, sebagian bersatu menjadi tabung. Tumbuhan ini mempunyai akar tunggang.
Derris ditemukan tumbuh secara liar mulai dari India sampai ke Irian Jaya, sedangkan di Afrika dan Amerika tropis telah dibudidayakan. Di Indonesia, derris terdapat hampir di seluruh wilayah nusantara. Tumbuhan ini banyak ditemukan di Jawa mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1500 m dpl. Derris tumbuh terpencar-pencar di tempat yang tidak begitu kering, di tepi hutan, di pinggir sungai atau dalam hutan belukar yang masih liar. Bahan kimia yang terkandung dalam dalam derris adalah rotenon, deguelin, elliptone dan toxicarol. Bagian tanaman yang digunakan adalah akar. Derris berperan sebagai moluskisida, insektisida, akarisida, nematisida dan racun ikan. Rotenon merupakan racun berspektrum luas. Sebagai racun perut dan kontak, menyebabkan serangga untuk berhenti makan. Kematian serangga terjadi beberapa jam sampai beberapa hari setelah terkena rotenon.

Bahan dan Alat :

  • Ekstrak akar tuba 1 kg akar tuba
  • 20 liter air
  • 1 buah sendok teh sabun/deterjen Pisau
  • Alat penumbuk/
  • blender Alat saringan Ember

Cara Membuat :

  • Akar tuba dihancurkan terlebih dahulu
  • Kemudian direndam dalam 20 liter air.
  • Rendaman dibiarkan selama 3 hari
  • kemudian disaring  dan ditambahkan sabun/deterjen
  • Diaduk rata.

Cara Penggunaan :

  • Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari

Kegunaan :

  • Untuk mengendalikan ulat pemakan daun, kutudaun, kutukebul, keong mas, tungau
Sumber : 
Setiawati wiwin, dkk.2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati Dan Cara Pembuatanya Untuk
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.Bandung:Balai Penelitian Tanaman
Sayuran
manhandry-prb.blogspot.com/2011/04/akar-tuba-basmi-ulat.html

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan menyebar ke Afrika dan Asia, merupakan salah satu tumbuhan liar yang banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang tumbuhan ini ditanam di halaman sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing – masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Ajeran mengandung bahan kimia berupa flavonoid, terpen, fenilpropanoid, lemak dan benzenoid.  Bagian yang dapat digunakan adalah biji dan seluruh bagian tanaman yang berada di atas tanah.

Cara membuat pestisida nabati dari tumbuhan ajeran :

Bahan utama ekstrak biji ajeran

Bahan dan alat :

  • 1 gelas biji ajeran
  • 1 L air Sabun/deterjen secukupnya
  • Panci
  • Ember
  • Alat penyaring


Cara membuat :

  • Disiapkan biji tumbuhan ajeran secukupnya
  • Biji kemudian dimasukkan ke dalam panci lalu ditambahkan air secukupnya
  • Larutan kemudian didihkan selama 5 menit.
  • Hasil rebusan kemudian disaring


Cara menggunakan :

  • Larutan dicampur dengan 1L air kemudian ditambah sabun dan diaduk hingga rata.
  • Lautan dapat disempotkan ke tanaman atau disiramkan ke tanah disekitar tanaman.


Kegunaan :

  • Mengendalikan Kutu daun, ulat tanah dan tungau.


Bahan tama ekstrak tanaman ajeran

bahan dan alat :

  • 1 tanaman ajeran
  • 2 liter air
  • Sabun/deterjen secukupnya


Cara Membuat :

  • tanaman ajeran dirajang
  • kemudian direndam dalam air selama 24 jam
  • lalu disaring sampai getahnya keluar
  • selanjutnya ditambah sabun/deterjen secukupnya, aduk hingga rata.


Cara Menggunakan :

  • disemprotkan ke seluruh bagian tanaman atau siram ke tanah di sekitar tanaman.


kegunaan :

  • Untuk mengendalikan Kutu daun, ulat tanah dan tungau
Sumber :
Setiawati, wiwin dkk.2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati Dan Cara Pembuatanya Untuk
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan.Bandung:Balai Penelitian Tanaman
Sayuran

Saturday 14 September 2013

Petinggi negara ini seolah-olah seperti orang yang buta dan tuli. Mereka tidak meliat seperti apa keadaan indonesia saat ini juga tidak mau mendengar apa yang rakyat mau. Ditengah berbagai masalah yang sedang menimpa negara ini muncul ide yang dapat saya katakan sedikit bodoh. Ide tersebut adalah wacana untuk memproduksi mobil murah. Saya bingung mengenai wacana ini, seberapa pentingkah mobil sehingga harus diproduksi masal dengan harga yang murah, padahal semua orang tahu bahwa jalanan sudah semakin pengap karena macet dan tentu juga karena polusinya. Selain itu masalah lain yang tak kalah pentingnya adalah masalah sumber energi yang semakin menipis khususnya minyak bumi. Produksi minyak bumi yang minim ditambah dengan kebutuhan akan minyak bumi yang besar, bahkan lebih besar dari jumlah yang dapat diproduksi sehingga kita harus tetap impor ternyata tetap tidak membuat mereka berfikir lebih logis dalam membuat keputusan.
Saya berfikir, bertanya dalam hati “kenapa malah mobil murah?” apakah pernah ada masalah yang membuat semua masyarakat indonesia gelisah karena harga mobil yang mahal? Saya rasa masyarakat indonesia tidak akan terlalu memikirkan hal itu. Bahkan belajar dari pengalaman, bahwa yang membuat masyarakat indonesia gelisah lebih pada harga bahan pangan yang melonjak. Harga kedelai naik, imbasnya perajin tahu tempe gulung tikar. Kalau harga beras yang naik tentu imbasnya lebih parah. Belum lagi pas harga daging sapi naik, banyak juga produsen bakso kecil yang gulung tikar. Sungguh miris yah negara kita, saat banyak masalah seperti ini malah diperkeruh lagi dengan orang-orang yang sok sekali pengen jadi wakil rakyat. Tapi mungkin pemikiran saya salah besar, mungkin menurut berbagai penelitian versi mereka dengan harga mobil yang murah dapat menjadikan jalanan lebih longgar, konsumsi bbm menjadi menurun dan mungkin sampai bisa membuat membuat harga bahan pokok turun. Mungkin benar, otak saya gak menjangkau pemikiran yang super hebat ini.
Tapi sebagai rakyat biasa, saya si punya saran. Bagaimana kalau bikin program pupuk murah atau saprodi pertanian yang murah. Kalau menurut saya si dengan saprodi yang murah tentu akan memperkecil biaya produksi sehingga dapat menekan harga secara adil. Kenapa saya bilang adil? Ya, karena biasanya dengan cara menekan dengan menekan harga bahan pangan langsung di pasar akan merugikan banyak kalangan. Pedagang, petani dll. Semoga juga dengan saprodi yang murah dapat meningkatkan produksi untuk tanaman pangan, sehingga dapat menekan impor. Kita tahu sendiri, kalau semakin banyak impor yang dirugikan banyak, pemerintah juga rugi. Belum lagi jika dollar amerika lagi kuat, ya jebol dah apbn kan. Dengan meningkatnya produksi pertanian juga dapat berimbas pada harga pakan ternak, ini juga akan menekan biaya produksi peternak. Seperti saya bilang kalau biaya produksi berkurang maka akan ada kecenderungan akan menurunkan harga produk. Ini sih sekedar cuhatan saya, saya bingung sih mau dijadikan seperti apa negara kita. Semoga generasi saya nanti bisa memimpin negara ini dengan lebih baik deh...

Wednesday 11 September 2013

Wereng merupakan salah satu hama yang populer dalam dunia pertanian. Wereng merupakan sebutan umum untuk seangga kecil penghisap cairan tumbuhan.Wereng digolongkan kedalam ordo Hemiptera atau kepik sejati. subordo Fulgoromorpha, khususnya yang berukuran kecil. Selain sebagai pemakan cairan tumbuhan, wereng juga merupakan vektor bagi penyakit penting khususnya yang disebabkan oleh virus.

Wereng Hijau

Wereng hijau dikenal karena tubuhnya berwarna hijau. Jenis wereng ini tidak terlalu berbahaya secara langsung. Namun jenis wereng ini merupakan vektor atau pembawa virus penyebab penyakit tungro pada tanaman padi. Ada dua jenis wereng yang sering di temui di Indonesia yaitu Wereng Hijau Nephottetix virescens Distant dan Nephottetix negropictus. Jenis wereng hijau ini yang paling berbahaya adalah Nephottetix virescens karena 95% efektif menularkan virus tungro. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya adalah tanaman menjadi kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi kuning sampai kuning oranye. Ambang ekonomi untuk weeng hijau adalah 5 ekor wereng hijau per rumpun. Wereng hijau umumnya ditemukan di sawah irigasi dan tadah hujan, tidak lazim di pertanaman padi gogo. Wereng hijau lebih menyukai menghisap cairan tanaman pada daun bagian pinggir daripada di pelepah daun atau daun bagian tengah. Hama ini sangat menyukai tanaman yang dipupuk nitrogen tinggi.

Wereng Coklat

Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama penting bagi tanaman padi yang paling berbahaya dan merugikan. Wereng coklat  dianggap sebagai hama utama pada pertanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim pertanaman. Kerusakan yang  terjadi akibat serangan hama ini dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara langsung serangga ini menghisap cairan jaringan tanaman padi sehingga tanaman menjadi kering dan akhirnya akan mati. Secara tidak langsung serangga wereng coklat dapat menjadi vektor virus penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa. Gejala yang tampak dari serangan wereng coklat adalah daun  menguning kemudian tanaman mengering dengan cepat. Gejala ini dikenal dengan istilah hopperbum. hopperbum terlihat sebagai bentuk lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat yang dimulai dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Dalam keadaan seperti ini populasi wereng coklat biasanya sudah sangat tinggi.

Cara Pengendalian

  • Menanam serempak
  • Bersihkan gulma,singgang dari sawah dan areal sekitarnya.
  • Pengamatan wereng
  • Hindari penggunaan pestisida secara tidak tepat.
  • Peangkap lampu
  • Gunakan varietas tahan wereng.
  • Gunakan varietas tahan tungro.
  • Gunakan pestisida yang dianjurkan apabila telah mencapai ambang ekonomi.
  • Pembersihan lahan secara menyeluruh apabila serangan wereng merupakan kejadian luar biasa.