Pengertian
Mikoriza merupakan istilah yang menjelaskan hubungan simbiosis antara akar tanaman dan jamur (sastrahidayat, 2011)
Tipe mikoriza berdasarkan cara infeksinya terhadap tanaman inang
1. Ektomikoriza
Jamur ektomikoriza membentuk sarung di seluruh atau beberapa jaringan yang halus. Hifa masuk diantara sel akar, kadang-kadang masuk ke dalam akar, tetapi tidak masuk lewat kortek. Dalam ektomikoriza, hifa interseluler tidak menyebabkan kerusakan pada sel inang (dommergues, 1982 dalam Sastrahidayat, 2011). Beberapa genus jamur ektomikoriza antara lain Amanita, Boletus, Cantharellus, Cortinarius, Entoloma, Gomphidius, Hebeloma, Enocybe, Lactarius, Paxillus, Russula, Rhizopogon, Scleroderma, dan Genococcum (Rao, 1994 dalam Sastrahidayat 2011).
2. Endomikoriza
Jamur endomikoriza tumbuh terutama dalam kortek akar. Jamur masuk ke dalam sel akar tanaman inang. Endomikoriza meliputi 3 kelompok yaitu ericoid mycorrhizae, orchid mycorrhizae dan vesicular arbuscular mycorrhizae (domemergues, 1982 dalam Sastrahidayat, 2011). Beberapa genus pembentuk endomikoriza adalah Acaulospora sp., Gigaspora sp., Glomus sp., dan Sclerocystis sp. (Wilarso, 1989 dalam Satrahidaya, 2011)
3. Ektendomikoriza
Merupakan bentuk perpaduan antara ektomikoriza dan endomikoriza. Pada akar terinfeksi terdapat mantel atau tidak ada mantel, membentuk jala hartig dan hifa masuk ke dalam sel (wilarso, 1989 dalam Satrahidaya, 2011).
Fungsi mikoriza
1. Meningkatkan penyerapan unsur hara
Umumnya akar hanya dapat menyerap unsur hara dalam bentuk yang tersedia bagi akar, tetapi dengan adanya mikoriza akar dapat memperoleh unsur hara selain yang dapat diserap seperti biasa, maupun unsur hara dalam keadaan tidak tersedia (Fakuara dan setiadi, 1986 dalam bintoro, 2000 dalam Sastrahidayat, 2011). Mikoriza dapat menyerap dan mengumpulkan nitrogen, fospor, kalium, dan kalsium dalam mantel lebih cepat dan tahan lama (Nuhamara, 1980 dalam Astiko 1997, dalam Sastrahidayat 2011)
2. Meningkatkan daya tahan terhadap kekeringan
Akar memiliki kesulitan dalam mengambil air apabila rongga-rongga tanah lebih kecil daripada diameter akar. namun, tanaman bermikoriza dapat melakukan pengambilan air yang lebih baik karena hifa masih dapat bekerja untuk mengambil air di rongga tersebut (Fakuara dan setiadi, 1986 dalam Astiko, 1997 dalam Sastrahidayat, 2011). Hifa berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan akar dengan lengas tanah, sehingga aliran air ke akar dapat terpelihara (Sastrahidayat, 2011).
3. Meningkatkan ketahanan terhadap patogen akar
akar yang bermikoriza akan menjadi lebih keras sehingga meningkatkan ketahanan terhadap serangan patogen. secara kimiawi mikoriza juga menghasilkan senyawa anti patogen(Fakuara dan setiadi, 1986 dalam Astiko, 1997 dalam Sastrahidayat, 2011).
4. Memperbaiki struktur tanah
Hifa eksternal yang berkembang dalam tanah dapat mengikat partikel dan membentuk agregat tanah sehingga partikel yang teragregasi dapat lebih banyak dibanding tanpa mikoriza (Sutton dan Sheppard, 1976 dalam Baon, 1996 dalam Sastrahidayat 2011). Stabilitas agregat dapat ditingkatkan oleh gel polisakarida yang dihasilkan oleh jamur pembentuk mikoriza (Tisdall dan Oades, 1979 dalam Wilarso, 1990, dalam Sastrahidayat 2011).
Sumber:
Sastrahidayat, I.R. 2011.Rekayasa Pupuk Hayati Mikoriza dalam Meningkatkan Produksi Pertanian. Ubpress, Malang. 236 hlm.