Tuesday, 18 March 2014

Bakteri pemacu pertumbuhan tanaman atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR) adalah bakteri yang mengkoloni perakaran tanaman dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. bakteri ini hidup dan berkembang dengan memanfaatkan eksudat yang dikeluarkan oleh perakaran tanaman. jika di lahan sedang tidak ada tanaman, bakteri ini mampu memanfaatkan bahan-bahan organik yang berada di dalam tanah untuk bertahan hidup.
PGPR dapat memiliki satu atau lebih peran di bawah ini, tergantung dari spesies dan strainya. Berikut manfaat PGPR bagi tanaman :

  1. Menghasilkan fitohormon, diantaranya indole acetic acid (IAA), sitokinin, giberelin, dan senyawa penghambat produksi etilen
  2. Sebagai pupuk hayati, PGPR dapat membuat unsur hara yang ada di dalam tanah mudah diserap oleh tanaman melalui proses mineralisasi dan transformasi. Sebagai contoh, PGPR dapat melarutkan fosfat dan meningkatkan kemampuan pengambilan unsur besi (Fe3+) oleh tanaman
  3. Sebagai bioprotektan, yaitu kemampuan untuk mengendalikan hama dan penyakit dengan cara menghasilkan antibiotik dan menginduksi tanaman untuk memproduksi senyawa ketahanan dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan tanaman.

Mekanisme peran mikroba PGPR
Mekanisme peran mikroba PGPR dalam meningkatkan keragaan (Perfomance) kesehatan tanaman terjadi melalui mekanisme sebagai berikut :

  1. Menekan perkembangan penyakit dan hama(Bioprotectant).
  2. Memproduksi Fitohormon (biostimulant).
  3. Menghambat produksi etilen.
  4. Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer).

Mekanisme pertama merupakan pengaruh langsung dari inokulasi PGPR pada tanaman. sementara, mekanisme kedua hingga keempat merupakan pengaruh tidak langsung terhadap tanaman dalam menghadapi gangguan hama dan penyakit.
Kemampuan PGPR dalam menghhasilkan fitohormon membuat tanaman dapat menambah luas permukaan akar-akar halus dan meningkatkan ketersediaan nutrisi didalam tanah. Hal ini menyebabkan penyerapan unsur hara dan air dapat dilakukan dengan baik, sehingga kesehatan tanaman juga akan semakin baik. Dengan semakin baiknya kesehatan tanaman, ketahanan tanaman terhadap tekanan juga akan semakin meningkat. Tekanan yang dimaksud dapat berupa tekanan akibat faktor lingkungan, maupun tekanan akibat faktos biologis.

Pengaplikasian PGPR
Secara umum dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut:

  1. Perlakuan awal dengan cara merendam benih atau bibit dalam larutan bakteri PGPR selama 10 menit - 8 jam, tergantung  ketebalan kulit benih atau tingkat kekerasan benih.
  2. Perlakuan susulan melalui penyiraman suspensi bakteri dosekitar perakaran. Waktu pengaplikasianya sangat tergantung jenis tanaman dan umur tanaman yang dibudidayakan.

Konsentrasi untuk perlakuan benih adalah 10 ml per liter air, sedangkan untuk aplikasi susulan melalui penyiraman adalah5 ml per liter air. Jumlah dosis penyiraman tergantung dari jenis dan umur tanaman. untuk tanaman semusim, dosis penyiraman berkisar antara 250-500 ml atau 1-2 gelas per tanaman. untuk tanaman tahunan tergantung dari umur tanaman dan ukuranya.

Cara perlakuan benih

  1. Apabila benih dibeli di kios yang telah diberi pestisida, benih harus dicuci 2-3 kali dengan air bersih.
  2. Benih direndam sesuai dengan waktu yang dibutuhkan.
  3. Sebelum penanaman, benih dikeringanginkan. Apabila yang diperlakukan berbentuk bahan biakan vegetatif atau bibit siap tanam yang telah direndam atau dicelupkan dapat langsung ditanam dan tidak perlu dikeringanginkan.

Sumber :
Soenandar, Meidiantie dkk.2010.Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik.Jakarta:Agromedia Pustaka
Cendawan Beauveria sp. dan Metarrhizium sp. dapat digunakan untuk mengendalikan hama dengan cara membuat hama sasaran menjadi sakit kemudian mati. Formulasi cendawan Beauveria sp. dan Metarrhizium sp. mampu mengendalikan ulat daun, kutu daun, dan kumbang daun pada tanaman pangan, hortikultura, dan biofarmaka. Selain itu, dapat digunakan untuk mengendalikan hama wereng cokelat, wereng gijau, penggerek batang padi, walang sangit, hama putih, dan kepinding tanah pada tanaman padi.
Cendawan Beauveria sp. dan Metarrhizium sp. mengendalikan hama dengan cara sporanya masuk kedalam tubuh serangga. Inokulum atau spora cendawan yang menempel pada tubuh serangga inang akan berkecambah dan berkembang membentuk tabung kecambah. Setelah itu, spora masuk dengan cara menembus kulit tubuh serangga (integumen). Spora masuk melalui saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan integumen.
Keberhasilan pemanfaatan cendawan ini sebagai pengendali hama di lapangan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Cendawan Beauveria sp. dapat mengeluarkan racun beauvericin yang akan berkembang dalam tuabuh serangga inang dan menyerang, sehingga serangga mengalami kematian. Serangpa yang terserang Beauveria sp. Akan mati dengan tuajuh mengeras seperti mumi, sedangkan yang terserang Metarrhizium sp akan mati dengan tubuh rapuh. Cendawan Beauveria sp. dan Metarrhizium sp. dapat diformulasikan dalam bentuk semi padat, cair, dan tepung.

Cara Membuat Biopestisida Beauveria sp. dan  Metarrhizium sp.

Bahan
  • 100 gram jagung pecah giling atau beras giling
  • Kantong plastik tahan panas ukuran 1 kg
  • Inokulum (starter) Beauveria sp. Dan Metarrhizium sp.
  • Kapas
  • alkohol 70%


Alat
  • Kompor
  • Panci
  • Dandang atau autoklaf
  • Baskom besar
  • spatula atau ujung sendok kecil
  • lilin atau lampu bunsen


Cara Pembuatan
  • Jagung atau beras dicuci bersih dan direndam selama 24 jam
  • Jagung atau beras yang telah direndam kemudian ditiriskan kemudian dikering anginkan
  • Jagung atau beras tersebut diambil 100 gram, kemudian dimasukan kedalam kantong plastik. Lalu dipadatkan dan direkatkan dengan selotip.
  • Kantong media tersebut kemudian distrerilisasi dengan cara dikukus dalam dandang selama 1,5 jam-jam atau selama 20 menit dalam autoklap
  • Setelah selesai, media didinginkan.
  • Starter Beauveria sp. Atau Metarrhizium sp dimasukan sebanyak seperempat bagian dari biakan murni kedalam kantong media yang telah dingin dengan ujung sendok di depan nyala lilin atau lampu bunsen untuk menghindari kontaminasi
  • Plastik ditutup rapat kemudian disimpan
  • Setelah 7-14 hari, miselia akan tumbuh.
  • Siap digunakan


Cara Aplikasi
  • Sebungkus(100 gram) media jagung dimasukan kedalam 1 liter air, kemudian dicuci untuk melepas miselianya
  • Larutan disaring untuk memisahkan jagung dan miselia
  • Hasil saringan diencerkan didalam 14 liter air.
  • Untuk pencegahan, larutan diaplikasikan pada lahan seluas 100-200 m2 1-2 kali perminggu pada sore hari. Jika serangan hama cukup tinggi aplikasi ditingkatkan menjadi 3-4 kali per minggu.
Sumber:
Soenandar, Meidiantie dkk.2010.Petunjuk Praktis Membuat Pestisida Organik.Jakarta:Agromedia Pustaka

Tuesday, 11 March 2014

HAMA

Katak
Katak dapat memakan telur dan benih yang masih berukuran kecil. Pengendalian katak dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan jala lalu membuangnya jauh dari kolam. Untuk mencegah penyebaran dilakukan dengan membersihkan telur katak yang mengapung di permukaan kolam.
Ular
Ular memangsa benih ikan. Untuk pencegahan dilakukan dengan pemagaran kolam dengan anyaman bambu yang rapat atau jala yang memiliki anyaman kecil. Pengendalian dilakukan secara manual dengan menangkapnya dengan jala, lalu dibunuh.
Burung
Burung dapat menyerang ikan dari ukuran kecil hingga ukuran besar tergantung spesies burung tersebut. Pengendalian yang biasa dilakukan adalah dengan merentangkan tali plastik atau senar diatas kolam.
Lingsang
Lingsang sangat rakus dan dapat memangsa ikan kecil maupun besar. Biasanya lingsang menyelam lalu menangkap gurami. Untuk menangkapnya dibuat jebakan dengan jaring yang diberi umpan berupa ikan.

PENYAKIT

Kutu Ikan
Penyebab penyakit ini adalah parasit Argulus indicus yang dibawa oleh  Crustaceae atau udang berukuran renik. Penyakit ini dikenal dengan penyakit kutu ikan yang menyerang dengan cara menempel dan menggigit mangsanya.apabila gurami terserang maka akan mengalami pendarahan. Penularanya melalui media air atau kontak langsung antar ikan. Penyakit akan muncul pada kolam dengan kualitas air buruk.
Pengeringan kolam sehabis panen dapat dijadikan alternatif pengendalian yang efektif. Tujuan pengeringan adalah untuk membunuh telur yang berada didasar kolam. Pengobatan dapat dilakukan dengan penaburan garam kedalam kolam. Saat pengobatan saluran air diusahakan ditutup dan ketinggian air diturunkan hingga 10-20cm. Sehari kemudian air dapat ditambah lagi. Alternatif lain adalah dengan merendam ikan yang terinfeksi dalam larutan garam selama 15 menit.
Penyakit karena Dactylogyrus dan Gryodactylus
Penyebab penyakit ini adalah cacing Dactylogyrus sp dan Gryodactylus sp. Kehadiranya dipicu oleh kualitas air yang buruk, kurang pakan, kepadatan terlalu tinggi, dan perubahan lingkungan yang mendadak. Gejala awal ditandai dengan menurunya nafsu makan pada ikan, sering muncul di permukaan air, dan gurami sering terlihat berbaring dengan insang ynag terbuka. Parasit Dactylogyrus lebih suka menyerang insang yang terbuka, sedangkan Gryodactylus  lebih suka menyerang tubuh dan sirip.
Pencegahan dilakukan dengan pemberian pakan yang cukup, peningkatan kualitas air, dan penyaringan air yang masuk. Apabila terserang dapat diatasi dengan mengganti air dalam jumlah banyak. Kemudian taburkan garam dapur kedalam kolam, lalu saluran air ditutup selama 24 jam. Selain itu dapat pula diatasi dengan perendaman ikan yang terinfeksi pada larutan garam selama 24 jam.
Mata Belo
Gejala awal adalah gerakan gurami tampak malas dan kurang aktif, nafsu makan berkurang, dan sering muncul di permukaan. Kemudian disusul dengan pembengkakan pada mata. Akibatnya gurami menjadi buta, semakin lama kondisi tubuhnya semakin lemah dan mati. Penyakit ini diduga disebabkan oleh sejenis cacing. Pengobatan dilakukan dengan menghentikan saluran air selama 24 jam. Bersamaan dengan itu taburkan garam, kemudian keesokan harinya air diganti dengan yang lebih segar. Cara lain dilakukan dengan mencampur pakan dengan antibiotik.
Jamur
Pada ikan yang terserang akan muncul benang-benang berwarna krem yang halus mirip kapas. Jamur umumnya menyerang bagian tubuh yang terluka. Penyebabnya adalah jamur Saprolegnia dan Achyla. Serangan jamur tidak menimbulkan kematian, tetapi memberi peluang berkembangnya penyakit lain yang bisa menyebabkan kematian.
Jamur dapat ditanggulangi dengan memberi garam. Sewaktu penaburan garam, aliran air harus dihentikan. Selain itu dapat pula dilakukan perendaman pada ikan yang terinfeksi dengan larutan garam pada kolam atau bak khusus.
Bercak Putih
Penyakit ini disebabkan oleh parasit Ichthyophthyrius. Gejala utamanya adalah keluarnya bercak putih secara jelas dibagian kulit. Gejala lainya adalah tubuh tampak pucat, ikan sering menggosokan tubuhnya pada benda disekitarnya, mulut ikan kembang-kempis seperti kekurangan oksigen. Pengendalian dilakukan dengan merendam ikan gurami yang terinfeksi dalam larutan formalin sebanyak 25 mg/l. Kemudian tambah malachine green oxalat sebanyak 0,2 mg/l selama 24 jam.

Sumber:

Tim Redaksi Agromedia Pustaka.2001.Budi Daya Gurami.Jakarta:Agromedia Pustaka

Monday, 10 March 2014

Suhu

Suhu ideal bagi pertumbuhan gurami adalah 24-28 C. Perbedaan suhu siang dan malam yang terlalu besar dapat menyebabkan kandungan oksigen di dalam kolam menurun dibawah ideal sehingga mengganggu pertumbuhan gurami. Suhu yang terlalu rendah memiliki risiko tinggi mendorong perkembangan penyakit ikan, hal ini tampak saat musim hujan tiba. Saat itu banyak petani yang mengeluh karena sering terjadi gagal panen. Untuk menghindari perbedaan suhu yang terlalu besar biasanya di pinggiran kolam ditanami pohon-pohon peneduh.

Debit Air

Debit air untuk setiap tipe kolam berbeda-beda. Kolam pemeliharaan polikultur membutuhkan debit 5-12L tiap detik, sedangkan kolam monokultur hanya dibutuhkan 3L tiap detik.

Kedalaman Air

Idealnya kedalaman air untuk pertumbuhan gurami antara 70-100 cm. Apabila kedalaman air terlalu dangkal akan menyebabkan perubahan suhu yang tidak stabil. Sebaliknya, kolam yang terlalu dalam akan mengurangi kesuburan kolam karena cahaya matahari sulit menembus sampai ke dasar kolam.

pH
Kolam pemeliharaan gurami idealnya memiliki pH netral, yakni antara 6,5-7,5. Cara menetralkan pH yang terlalu asam adalah dengan pemberian kapur atau soda kue kedalam air. Sedangkan, untuk menetralkan pH yang terlalu basa dapat dilakukan dengan penambahan asam fospor. Penambahan bahan-bahan tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan sedikit demi sedikit, yaitu tidak lebih dari 0,3 unit tiap hari disertai pengecekan pH secara rutin.

Kandungan Oksigen

Kandungan oksigen menentukan daya tahan tubuh ikan. Ikan gurami minimal memerlukan kandungan oksigen sebesar 5 ppm. Kadar oksigen dapat ditingkatkan dengan cara menjaga aliran air agar tetap lancar dan membiarkan permukaan kolam dalam kondisi terbuka.

Derajat Kekeruhan

Derajat kekeruhan mempengaruhu pernafasan ikan. Cara menentukan derajat kekeruhan secara sederhana dapat dilakukan dengan memasukan benda berwarna putih kedalam kolam hingga kedalaman 40 cm. Apabila benda tersebut masih terlihat, maka kekeruhan air belum mengganggu kehidupan ikan.


Sumber:

Tim Redaksi Agromedia Pustaka.2001.Budi Daya Gurami.Jakarta:Agromedia Pustaka